Senin, 27 September 2010

Sungguh Merugi

Siapa yang Mendapati Orang Tuanya Masih Hidup Tapi Tidak Meraih Surga

Penerbit : Darul Haq
Penulis : Ghalib bin Sulaiman al-Harbi
Ukuran : - cm
Halaman : viii + 94 halaman
Cover : SC

Harga : Rp. 14.000,-
(Disc. 15%)






Sinopsis :

Dalam Islam terdapat karakteristik nilai keluhuran yang tidak dimiliki oleh agama manapun. Ini menempatkan Islam pada derajat yang tinggi. Berbakti kepada orang tua misalnya, semua agama menganjurkannya, tapi tidak seintens Islam. Islam mengajarkan anak agar berbakti kepada kedua orang tua dalam ruang yang paling luas; pada saat hidup dan setelah meninggal dunia, membayar hutang kedua orang tua, berdoa untuk keduanya, melaksanakan wasiat dan bersedekah untuk keduanya adalah kunci pokok bakti seorang anak.

Di samping itu, Islam juga membahas adab berbakti dan buahnya. Secara global, berbakti kepada orang tua meliputi berbuat baik, tidak menghardik, memberikan nafkah, dan mendahulukan bakti kepada mereka daripada sikap baik kepada orang lain, serta tidak durhaka kepada keduanya.

Rasulullah SAW yang agung bersabda, Sungguh merugi orang yang mendapati ibu bapaknya (masih hidup) di usia tua, namun dia tidak mampu meraih surga (dengan berbakti kepada keduanya). Bahkan berbakti itu menempati kedudukan yang tinggi di sisi Allah melebihi jihad fi sabilillah. Mari kita daki puncak keutamaan sebagai Muslim dengan bakti itu.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya sebaik-baik tabi'in adalah seorang laki-laki yang bernama Uwais, dia memiliki seorang ibu yang dia berbakti kepadanya. Sekiranya dia bersumpah atas Nama Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya. Dia memiliki tanda putih di badannya. (Jika kalian bertemu dengannya) mintalah kepadanya agar memohonkan ampunan kepada Allah untuk kalian." [hadits Riwayat Muslim no 2542]

Diriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir, dia berkata, "Tatkala Abu Musa al-Asy'ari dan Abu Amir datang kepada Rasulullah -Sholallahu Alaihi Wassalam- untuk berbai'at dan masuk Islam, Rasulullah bertanya, 'Apa yang dilakukan oleh seorang perempuan dari kalian yang dipanggil demikian dan demikian?' Mereka menjawab, 'Kami meninggalkannya (maksudnya menceraikannya) pada keluarganya. '

Rasulullah bersabda, ' Sesungguhnya dia telah diampuni dari dosa-dosanya. ' Mereka bertanya, ' Disebabkan apa wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Disebabkan baktinya terhadap ibunya.' Beliau melanjutkan, 'Dia pernah memiliki seorang ibu yang lemah lagi tua renta. Suatu saat datang pembawa peringatan yang mengatakan bahwa musuh akan menyerbu malam ini. Maka dia pun pergi dengan menggendong ibunya. Jika dia lelah, maka dia meletakkannya. Dia menempelkan perutnya pada perut ibunya dan menjadikan kakinya di loawah kaki ibunya agar kaki ibunya terhindar dari batu, hingga akhirnya dia selamat'.[Hadits mursal. Lihat Syu'ab al-Iman, 10/311]

Ibnu Umar -Rodliallahu Anhu- pernah berkata kepada seorang laki-laki, "Apakah kamu takut masuk neraka dan ingin masuk surga?" Laki-laki itu menjawab, "Tentu." Ibnu Umar -Rodliallahu Anhu- berkata, "Berbaktilah kepada ibumu. Demi Allah, sekiranya kamu lemah lembut dalam berbicara kepadanya dan memberinya makan, niscaya kamu benar-benar akan masuk surga, selama kamu menjauhi dosa-dosa besar." [ lihat: jamiul ulum wal al hikam 1/70]


Muhammad bin al-Munkadir -rahimahulloh- pernah meletakkan pipinya di tanah, kemudian berkata kepada ibunya, "Ibuku, berdiri dan letakkanlah kaki ibu di atas pipiku." [ lihat : Nuzah al Fudlola' 2/806]

Ibnu al-Munkadir juga pernah berkata, "Saudaraku, Umar menghabiskan malamnya dengan shalat, sedangkan aku menghabiskan malamku dengan meng-elus-elus kaki ibuku, dan aku tidak ingin malamku itu diganti dengan malam saudaraku." [ lihat : Nushah Al fudlola' 2/609].

Muhammad bin Sirin -rahimahulloh- dia berkata, "Pada masa Utsman bin Affan -Rodliallahu Anhu- , harga pohon kurma mencapai seribu dirham. Usamah menuju suatu pohon kurma, lalu menggigitnya dan mengeluarkan daging pohon kurma yang paling lunak, kemudian menghidangkannya untuk ibunya. Orang-orang berkata kepadanya, 'Apa yang membuatmu melakukan hal ini, sementara kamu tahu bahwa harga pohon kurma sampai seribu dirham?' Dia menjawab, 'Karena ibuku memintanya, dan tidaklah beliau meminta sesuatu kepadaku yang aku mampu, melainkan aku pasti akan memberikan itu kepadanya'" [ lihat : Al Birr Al Walidain hal 29]

Dari Abu Burdah -rahimahulloh- , dia berkata, "Aku pernah mendengar ayahku bercerita, bahwa dia pernah melihat Ibnu Umar dan seorang laki-laki dari Yaman yang sedang menggendong ibunya melakukan thawaf di Baitullah. Laki-laki itu berkata, Sesungguhnya aku adalah untanya yang ditundukkan Jika ia mengejutkan sanggurdinya, niscaya aku tidak akan terkejut. Kemudian dia berkata, 'Wahai Ibnu Umar, apakah kamu berpendapat bahwa aku telah membalas ibuku?' Ibnu Umar menjawab, Tidak, meskipun hanya sehela nafas (keletihan)nya", Kemudian Ibnu Umar berthawaf hingga sampai maqam, lalu shalat dua rakaat, kemudian berkata, 'Wahai Ibnu Abi Musa, sesungguhnya setiap dua rakaat dapat menghapus dosa-dosa yang ada di depan kedua orang tua' [ lihat : Al Adabul Mufrod, hal 17]

Dari Abu Hazim, bahwa Abu Murrah, mantan budak Ummu Hani', putri Abu Thalib, telah mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah naik kendaraan bersama Abu Hurairah -Rodliallahu Anhu- ke kampungnya di al-Aqiq. Tatkala dia sampai di daerahnya, maka dia berteriak kencang, "Semoga keselamatan, Rahmat Allah dan Keberkahan-Nya terlimpahkan kepadamu wahai ibuku!" Kemudian ibunya menyahut, "Semoga keselamatan, Rahmat Allah dan KeberkahanNya juga terlimpahkan kepadamu ", Abu Hurairah berkata kembali, "Semoga Allah merahmatimu sebagaimana engkau telah mendidikku tatkala aku masih kecil." Ibunya menimpali, "Demikian juga engkau wahai anakku. Semoga Allah membalasmu de-ngan kebaikan dan meridhaimu sebagaimana engkau telah berbakti kepadaku di kala aku telah tua" [ lihat : Al adabul Mufrod hal 17]

Abu Bakar bin 'Ayyasy berkata, "Aku pernah duduk bersama Manshur di rumahnya. Kala itu ibunya yang keras berteriak kepadanya seraya mengatakan, 'Wahai Manshur, Ibnu Hubairah menginginkanmu menjadi qadhi (hakim), kenapa kamu menolaknya?' Mendengar teguran keras ibunya Manshur hanya menunduk tanpa melihat kepada ibunya'." [lihat : Al Birr wa ash shilah, ibnul jauzi]

===============================
Untuk Pemesanan Hub.
Via SMS ke 0856 84 64 125
atau
Email ke ibnu_abuhu@yahoo.co.id
===============================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar