Success Story Partai Kebebasan dan Keadilan
Sayap Politik Jama'ah Ikhwanul Muslimin
Penerbit : Maktaba Gaza
Penulis : Abu Ghozzah, Lc.
Ukuran : 20 X 13,5 cm
Halaman : 160 halaman
Cover : SC
Berat : - gr
Harga : Rp. 36.000,-
(Disc. 15%)
Sinopsis :
Angin reformasi 98 berhembus dari Indonesia – negeri berpenduduk muslim terbesar di seluruh dunia – ke kawasan Dunia Arab. Di Mulai dari Tunisia, Mesir, Maroko, Libya, Yaman, Suriah, Saudi juga Kuwait.
Tunisia hanya membutuhkan satu pekan untuk menggulingkan rezim Ben Ali, Januari 2011 dan dalam rentang waktu delapan bulan berikutnya mampu menyelenggarakan pemilu secara demokratis dan aman. Keluar sebagai pemenangnya adalah Hizbul Harakah An-Nahdhah. Partai yang berafiliasi ke Jamaah Ikhwanul Muslimin.
Mesir mengikuti jejak berikutnya. Dalam rentang waktu delapan belas hari rezim Mubarak dilengserkan, 13 Februari 2011 dalam peristiwa fenomenal ‘Revolusi 25 Januari 2011′. Hasil pemilu legislatif, Januari 2012 dimenangkan oleh Hisbul Hurriyah wal Adalah –Partai Kebebasan dan Keadilan atau FJP-, partai yang didirikan oleh Jamaah Ikhwanul Muslimin. Saat ini (Februari dan Maret) Mesir sedang melangsungkan pemilu MPR dan akhir Mei 2012 akan menyelenggarakan pemilu presiden.
Di Maroko secara diam-diam angin reformasi juga berimbas pada amandemen undang-undang yang dilakukan pada bulan Juli lalu. Di antara klausul amandemen itu menyebutkan bahwa Raja mengangkat Perdana Menteri dari partai yang paling banyak kursinya di parlemen. Dan partai Islam, Hizbul Adalah Wat Tanmiyah memenangi hajat demokrasi itu, November 2011.
Di Saudi, angin perubahan juga bisa dirasakan. Raja Abdullah melaksanakan sebagian tuntutan para ulama untuk mengadakan perubahan di berbagai bidang; kesejahteraan, lapangan kerja, pemukiman, pemilu dewan kota, juga statemen beliau yang mengejutkan banyak pihak, termasuk Barat, bahwa kaum perempuan diperbolehkan berpartisipasi dalam pemilu, meski untuk periode mendatang.
Di Libya, meski berdarah-darah dan kehancuran ada di mana-mana, akhirnya rakyat meraih kebebasannya dan sekarang meretas jalan transisi menuju demokrasi yang damai.
Di Yaman presidennya sudah menyerahkan kekuasaannya dan dibentuklah pemerintahan rekonsiliasi nasional. Dan pada hari selasa, 21 Februari 2012 Yaman menyelenggarakan pemilu presiden dan sepuluh hari berikutnya hasilnya baru akan diumumkan.
Yang masih ‘ngotot’ adalah pemerintah Suriah, Assad masih bersikeras melanggengkan kekuasaannya, membunuhi warga sipil tak berdosa, tidak mengindahkan seruan Liga Arab dan seruan Dunia Internasional, namun lambat laun tapi pasti rakyatnya akan mendapatkan hak kebebasannya.
Di Kuwait, negara kaya minyak itu juga meretas perubahan. Awal Februari 2012 ini diadakan pemilihan anggota parlemen. Hasilnya duapertiga dari total 50 kursi parlemen dimenangkan kelompok Islam –Ikhwan dan Salafi-, kali ini kalangan Sekuler bertekuk lutut.
Dari Musim Semi Revolusi Dunia Arab ini, gerakan Islam berperan besar dalam menggerakkan dan mengarahkannya. Ketika pemilu digelar secara demokratis pasca rezim otoriter, maka gerakan Islam tampil memenanginya.
Di Mesir ada yang menarik, yaitu perubahan drastis dari kalangan Salafi. Tokoh-tokoh mereka mengatakan:
“Kami merasa bersalah ketika kami membiarkan Ikhwan sendirian berada di Medan Tahrir dalam peristiwa revolusi 25 Januari 2011.” Begitu juga ungkapan mereka: “Sebelumnya kami memandang bahwa medan amal siyasi –dakwah politik- hanya menyia-nyiakan waktu dan tidak syar’i, tapi sekarang kami melihat bahwa politik adalah bagian yang tidak terpisahkan dari agama.”
Kelompok salafi di Mesir pun akhirnya mendirikan partai, namanya Hizbun Nur -Partai Cahaya-. Di Maroko dan Yaman kalangan Salafi berencana mendirikan partai.
Partai-partai di Arab yang berafiliasi ke Jamaah Ikhwanul Muslimin meraih kemenangan bukan karena mereka mengusung issu-issu agama dan penerapan syariah, akan tetapi lebih pada issu-issu yang terkait dengan hajat hidup masyarakat secara langsung, seperti masalah sosial, lapangan pekerjaan, ekonomi, pendidikan, pemberantasan korupsi.
FJP misalkan, mereka merumuskan Platform Perjuangannya sangat detail, sebagai ‘blue print’ dalam mengelola negara. Kesimpulan platform tersebut terangkum dalam empat kata; “Hurriyyah, Adalah, Tanmiyah dan Riyadah –Kebebasan, Keadilan, Pembangunan dan Kepemimpinan-”
Secara garis besar buku ini berisi: Peran IM dalam revolusi Mesir, Pendirian FJP, Program FJP, FJP di Mata Kelompok Minoritas, FJP dan Gerakan Islam, FJP dan Hubungan Internasional, Media Massa Berbicara Tentang FJP, Bayan IM dalam Menyikapi Peristiwa yang Terjadi, Hasil Pemilu Legislatif Mesir, Revolusi di Dunia Arab lainnya dan Pemilu Mesir dalam Gambar (berwarna).
Ketika Eropa dilanda krisis ekonomi yang sangat parah, justru di Dunia Islam, Partai Islam mulai menggeliat dan menuju anak tangga pemerintahan, lewat pemilu yang demokratis. Boleh jadi inilah masa perubahan peradaban dunia –tadawul hadharah alamiyah- menuju kebangkitan Islam dan umatnya.
Dunia Barat tidak perlu khawatir dengan naiknya Partai Islam di pusaran kekuasaan. Hendaknya semangat yang dibangun sekarang ini adalah semangat ‘Dialog Peradaban’ antar umat manusia, bukan lagi kecurigaan dan permusuhan. Media Massa Barat pun sudah secara objektif memberitakan kiprah Partai Islam.
Semoga kehadiran buku ini mampu membuka mata dunia, terutama Barat dalam menilai gerakan Islam dan umat Islam yang ada sekarang ini. Semoga juga umat Islam, dengan berbagai afiliasi politik dan kelompoknya yang ada, mampu mengambil pelajaran dari arah perubahan revolusi dan reformasi damai Islam ini.
Sumber: www.dakwatuna.com
===============================
Untuk Pemesanan Hub.
Via SMS ke 0856 84 64 125
atau
Email ke ibnu_abuhu@yahoo.co.id
===============================