Senin, 27 Maret 2017

Gelombang Ke Tiga Indonesia

Penerbit : The Future Institute
Penulis : Anis Matta
Ukuran : 14 x 24 cm
Halaman : 128 halaman
Cover : SC
Berat : - gr

Harga : Rp. 45.000,-

 




Sinopsis :

#Gelombang Ke Tiga Indonesia

Anis membagi perjalanan bangsa ini kedalam 3 bagian yang disebut dengan #Gelombang ke-3.

Gelombang pertama adalah ‘Menjadi Indonesia’, Gelombang kedua disebut Anis sebagai  ‘Menjadi Negara Bangsa Modern’ dan Gelombang ketiga apa yang disebut dengan lahirnya ‘native democrazy’.

Berikut  pemaparan Anis Matta tentang perjalanan berbangsa dan bernegara.

“Peralihan tahun menuju 2014 ini penting bagi bangsa kita karena kita akan memasuki  #Gelombang Ke-3 dalam sejarah Indonesia. Saya membagi sejarah Indonesia menjadi 3 gelombang besar, berdasarkan tonggak sejarah.

Gelombang pertama,  terjadi sejak penjajahan sampai merdeka,  Gelombang pertama ini namanya “menjadi Indonesia”.

Gel pertama ini adalah perubahan cara berpikir pendiri bangsa, suku dan kerajaan tidak cukup untuk menghadapi imperialisme. Pada Gelombang pertama ini kita “memutuskan” untuk menjadi bangsa yang satu, mengatasi ikatan primordialisme.

Drive terbesar gelombang ini adalah pencarian identitas baru,  Lepas dari identitas sebagai yang terjajah. Transformasi sosial yang terjadi adalah dari etnis menjadi bangsa.. di politik, kerajaan menjadi negara.

Nilai utama pada gelombang pertama ini adalah: solidaritas, gotong royong, dan persatuan nasional. Output dari gelombang ini adalah: kemerdekaan, identitas sosial-politik baru, wilayah dan bahasa. Puncak dari gelombang ini adalah PROKLAMASI kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Setelah merdeka, kita memasuki Gelombang Kedua.. “Menjadi Negara Bangsa Modern”.  Semangat gelombang kedua ini adalah “mencari sistem ekonomi dan politik yang kompatibel sesuai sejarah dan budaya”.

Nilai-nilai yang mewarnai gelombang kedua adalah : konflik dan kompetisi, serta conformity kepada modernitas. Pencapaian terbesar gelombang kedua adalah konstitusi modern UUD 1945 pada masa Orde Lama. Pencapaian di Order baru adalah penguatan lembaga negara (dan pasar).

Di Orde Lama, ada kebebasan tapi tak ada kesejahteraan, sebaliknya di Orba, ada pembangunan tapi tak ada kebebasan.  Akhirnya reformasi sebagai sintesis dari tarik-menarik itu, Reformasi hasilkan ekuilibrium baru.

Keseimbangan baru yang paling penting adalah relasi antara agama dan negara. Ekuilibrium lain adalah: keseimbangan demokrasi dan pembangunan; pusat dan daerah. Ekuilibrium baru terbangun antara negara, pasar dan masyarakat sipil..

2014 adalah penghujung gelombang kedua.. kita siap-siap masuk ke #Gelombang Ke-3.

Anis Matta menyebutkan ada lima prototype masyarakat Indonesia pada gelombang ketiga, yaitu penduduk Indonesia didominasi oleh orang-orang muda, khususnya yang berumur 45 tahun ke bawah, berpendidikan tinggi, berpenghasilan baik, terkoneksi secara luas ke seluruh dunia, dan native democracy (warga negara asli demokrasi).

Lima ciri tersebut akan membawa Indonesia ke depan memiliki identitas baru; lebih religius, lebih berpengetahuan, dan lebih sejahtera. Agama menjadi orientasi dan sumber moralnya. Pengetahuan menjadi sumber kompetensi dan produktivitasnya. Kesejahteraan itu output-nya.

Syarat mewujudkan masyarakat idaman seperti itu adalah dengan menanamkan optimisme di hati masyarakat. Sedangkan di tingkat negara, harus ada perubahan lingkup kerja, dari skala politik menuju skala peradaban.

#Gelombang ke-3
===============================
Untuk Pemesanan Hub.
Via SMS/WA ke 0856 84 64 125
atau
Email ke ibnu_abuhu@yahoo.co.id

===============================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar